Tagihan PDAM Boros? Stopkran salah satu penyebabnya.

Tagihan PDAM boros, salah satu penyebabnya adalah Stopkran yang digunakan. Kenapa DNP menekankan pada satu hal ini? Simak penjelasannya.
Instalasi air yang baik akan dapat mengontrol penggunaan air dalam sebuah bangunan. Penggunaan material yang berkualitas tentunya juga akan lebih meningkatkan kualitas instalasinya, lebih awet dan tidak mudah rusak.
Salah satu permasalahan yang sering terjadi, tagihan PDAM membengkak disebabkan oleh kebocoran instalasi pada bangunan. Selain karena kualitas pipa yang jelek, instalasi air yang tidak tepat, salah satu hal utama menurut DNP adalah penggunaan jenis stopkran di awal instalasi.
Stop Kran merupakan gerbang yang mengatur masuknya air kedalam instalasi. Ketika stopkran dibuka, maka air akan bebas masuk kedalam instalasi air di dalam bangunan anda, dan ketika ditutup, maka aliran air dari sumber akan berhenti masuk kedalam instalasi.
Biasanya, stop kran akan dibiarkan tetap terbuka dan jarang sekali ditutup oleh pemilik rumah. Akan tetapi, stopkran yang terbuka tentunya akan membuat air dari sumber PDAM bebas keluar masuk kedalam jalur instalasi air bangunan. Hal yang sering tak disadari pemilik rumah / bangunan adalah pada waktu tertetentu, tekanan air PDAM akan berubah sangat besar, biasanya terjadi di malam / dinihari.
Stopkran yang masih terbuka pada saat tekanan PDAM dalam keadaan besar juga membuat tekanan air yang masuk dalam instalasi juga besar. Pada akhirnya, Instalasi air bangunan yang tidak tepat akan mudah rusak / bocor dan akhirnya menyebabkan tagihan PDAM membengkak.
Solusi praktis yang sering dilakukan saat tagihan PDAM mulai membengkak, pemilik bangunan akan sering buka tutup stopkran di dekat meteran air.
Sayangnya, stopkran air yang sering dibuka-tutup akan menyebabkan stopkran rusak dan akhirnya tidak dapat menutup aliran air yang masuk sehingga tagihan tetap saja membengkak.
Kenapa Stopkran jadi rusak ketika dibuka tutup?
Alasannya, stopkran yang sering digunakan ketika instalasi baru PDAM merupakan jenis gate valve. Jenis gate valve, menggunakan prinsip buka tutup dengan cara menaikkan dan menurunkan penghalang pada mekanisme stopkran. Stopkran jenis gate valve yang sering dibuka tutup, akan menyebabkan kendor pada penghalang, hal itu bisa disebabkan karena pengikisan bahan, ataupun lecet saat memutar tuas stopkran. Tentunya air yang seharusnya tertahan, akan tetap masuk meski stopkran dalam keadaan ditutup.
Permasalahan ini sering terjadi pada pelanggan PDAM yang tagihannya membengkak, beberapa pelanggan disarankan oleh teknisi untuk mengganti stopkran dengan yang baru. Namun, jika jenis yang digunakan masih sama, hal yang sama akan terjadi lagi dikemudian hari jika stopkran masih sering dibuka-tutup.
Ganti Stop Kran Gate Valve dengan Ball Valve
Perbedaan Gate Valve dan Ball valve terdapat pada mekanismenya. Gatevalve menggunakan mekanisme buka tutup dengan cara menaikkan dan menurunkan penghalang, sedangkan ball valve menggunakan mekanisme buka tutup dengan memutar bola berlubang 90°.
Tentunya, spek stopkran yang digunakan tetap dengan material yang sama (kuningan / stainless steel). Material stopkran dari bahan kuningan / stainless steel tergolong lebih awet dan tahan lama dibandingkan dengan bahan pvc atau plastik.
Kenapa instalasi pemasangan PDAM masih menggunakan Stopkran Gate Valve?
Salah satu alasan non-teknis penggunaan Stopkran Gate Valve pada instalasi pemasangan PDAM adalah harganya yang lebih murah dibandingkan dengan Stopkran jenis Ball Valve (dengan bahan yang sama, stainless / kuningan).
Dari segi teknis, penggunaan Stopkran jenis Gate Valve dianggap lebih cocok untuk mengatur debit air
Pada dasarnya fungsi Stop Kran baik jenis Gate Valve maupun Ball Valve adalah untuk mengontrol masuknya air dari sumber kedalam jalur instalasi. Pemilihan jenis yang tepat akan meminimalisir kendala / permasalahan yang mungkin terjadi di kemudian hari.
Tagihan PDAM anda membengkak? Coba Cara ini. Dan jika masih membengkak, coba perbaiki sistem instalasi bangunan anda, atau coba cara lain yang akan kami paparkan dalam konten selanjutnya.