Perhatikan Pemasangan Pondasi Bangunan Anda

Pondasi merupakan item utama dan terpenting bangunan anda, jadi anda perlu memperhatikan ketepatan pembuatannya. Dibagian pondasi, yang pertama kali harus anda pastikan adalah kedalaman galian pondasi.
Galian pondasi
Galian pondasi yang dalam (cukup), akan memperkuat pondasi yang akan dibuat, karena pondasi akan lebih terikat dengan tanah sehingga tidak mudah geser/pecah ketika ada getaran. Dalamnya galian pondasi, menurut standar DNP, minimal sekitar 40%-50% dari Tingi Pondasi atau minimal 30cm s/d 40cm dari muka tanah asli. Hal yang perlu di perhatikan, kedalaman galian pondasi biasanya diukur dari rencana elevasi lantai dikurangi tebal pasangan lantai, dikurangi tinggi sloof beton, dan terakhir dikurangi tinggi pondasi.
Contoh : Jika elevasi rencana lantai bangunan naik 50cm dari muka tanah asli, tinggi sloof beton 20cm, dan tinggi pondasi 60cm, maka dapat dihitung :
Kedalaman pondasi = (elevasi rencana lantai) – (tebal pasangan lantai) – (tinggi sloof) – (tinggi pondasi)
Kedalaman galian = 50cm – 5cm – 20cm – 60cm
Kedalaman galian = -35cm (sedalam 35cm dari muka tanah asli).
(35cm sudah lebih dari 50% tinggi pondasi, yang berarti sudah melebihi batas minimal).
Lebar Pondasi
Secara teknis bentuk potongan pondasi adalah bentuk segi 5 atau segi 6, dimana bagian bawahnya dibuat persegi dan bagian atas dibuat trapesium. Bagian bawah yang berbentuk persegi dibuat sebatas muka tanah asli (standar pondasi, lebar bagian bawahnya 60cm), dan bagian atasnya dibuat miring sehingga lebar muka atas pondasi menjadi 30cm.
Gunakan material yang tepat.
Material Pondasi yang tepat menurut standar DNP adalah batu belah. Batu belah memiliki struktur permukaan yang kasar dan tidak rata, sehingga akan lebih mengikat dengan adukan (campuran pasir dan semen). Berbeda dengan batu blonos / bulat yang mempunyai struktur permukaan lebih halus / lebih licin.
Jika anda terlanjur menyiapkan material batu blonos, anda dapat meminta Tukang / pekerja untuk memecahnya minimal menjadi 2 bagian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan permukaan batu yang lebih kasar dan tidak merata sehingga dapat lebih terikat oleh adukan (campuran pasir dan semen).
Perhatikan Takaran Adukan (campuran pasir dan semen).
Takaran yang umum digunakan adalah 1:3 untuk tanah lembab / berair, dan 1:6 untuk tanah kering / keras.
Yang perlu dipahami, perbandingan takaran tersebut dihitung berdasarkan berat (kg) material (pasir dan semen) bukan volume berbeda dengan adukan untuk pasangan dinding / bata. Untuk mempermudahnya, berikut DNP konversikan Takaran Standar jika ditakar berdasarkan volume (dalam contoh, DNP konversikan dengan volume ember kerja.
Campuran 1:3, jika dikonversikan pada ember kerja menjadi 2 ember semen + 5 ember pasir
Campuran 1:6, jika dikonversikan pada ember kerja menjadi 3 ember semen + 16 ember pasir.
Cara Pemasangan
Pemasangan pondasi pada tanah lembab / basah, sering kali menggunakan metode adukan kering / tidak dicampur dengan air. Pada tanah kering, biasanya Tukang / Pekerja yang bekerja dalam pengawasan DNP akan memberikan adukan kering sebatas 1/2 dalam galian, yang kemudian disiram dengan air. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir rongga pada dasar pondasi, sehingga pondasi dapat terpasang lebih kuat. Dan selanjutnya baru menggunakan adukan biasa untuk pemasangan batu belah.
Sangat disarankan agar anda memperhatikan bagaimana pondasi bangunan anda dibuat. Jangan sampai bagian terpenting bangunan dibuat asal jadi dan dapat mengakibatkan tidak kokohnya bangunan anda.
Jika anda ingin mengetahui perhitungan biaya untuk pembuatan pondasi, silakan simak di Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Batu Belah